KELAINAN LETAK LINTANG
ASUHAN KEBIDANAN IV
DI SUSUN
O
L
L
E
H
HENDRIYANI
NIM 13211350
TINGKAT II A
DOSEN PEMBIMBING:
DEVI SYARIEF ,S.SiT,
M.Keb
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
PRODI D III KEBIDANAN
PADANG 2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas rahmat dan karunianya kita
dapat mengenal ilmu, pengetahuan, tidak lupa kita haturkan shalawat beserta
salam atas junjungan alam Nabi besar kita yaitu nabi Muhammad saw. Dan kami
mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen yang telah mengajari kami ilmu yang
sangat banyak, berkat ilmu itu juga kami mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kelainan Letak Lintang”
ini dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Asuhan Kebidanan IV
,dimna sumber materi diambil dari buku-buku yang relevan guna menunjang
keakuratan materi yang nantinya akan disampaikan.
Dalam
menyusun makalah ini penulis menyadari
masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Akhir
kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Padang,
Mei 2015
penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
BAB II
TINJAUAN TEORI
Defenisi..........................................................................................
Etiologi..........................................................................................
Diagnosis........................................................................................
Proses
Persalinan..........................................................................
Komplikasi....................................................................................
Penatalaksanaan............................................................................
Prognosis.......................................................................................
BAB III
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN
Pengkajian……………………………………………………….
Interpretasi data
dasar……………………………………………
Diagnosa
potensial……………………………………………….
Tindakan segera………………………………………………….
Perencanaan………………………………………………………
Pelaksanaan ………………………………………………………
Evaluasi…………………………………………………………...
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Letak
lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan
kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada
umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan
bahu berada pada pintu atas panggul. Letak sungsang merupakan keadaan dimana
bokong janin atau kaki berada di bagian bawah kavum uteri (rongga rahim). Kelainan
letak pada janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam
persalinan (distosia). Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan.
Dapat disebabkan kelainan tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta
kelainan jalan lahir.
Angka
kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi
karena penegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda
dengan menggunakan ultrasonografi. Pemeriksaan USG juga bermanfaat dalam
menegakkan adanya plasenta previa.
Dengan
ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya diusahakan
mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan letak lintang
memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor – faktor
yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang di samping kemungkinan
terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya
tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan
janin.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa definisi kelaianan Letak lintang
2.
Apa Etiologi kelainan letak lintang
3.
Bagaimana Diagnosis kelaianan letak
lintang
4.
Bagaimanan Mekanisme Persalinan
letak lintang
5.
Apa saja Komplikasi pada letak
lintang
6.
Bagaimana Penatalaksanaan kelainan
letak lintang
7.
Bagaimana Prognosis kelainan letak
lintang
1.3 TUJUAN
1.
Mengetahui Definisi kelainan letak
lintang
2.
Mengetahui Etiologi kelainan letak
lintang
3.
Mengetahui bagaimanan Diagnosis
kelaianan letak lintang
4.
Mengetahui Mekanisme Persalinan
letak lintang
5.
Mengetahui Komplikasi pada letak
lintang
6.
Mengetahui Penatalaksanaan kelainan
letak lintang
8.
Mengetahui Prognosis kelainan letak
lintang
BAB II
TINJAUAN TEORI
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Letak
lintang adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak
lurus atau mendekati 90 °.biasanya yang paling rendah adalah bahu,maka dalam
hal ini disebut shoulder presentation.
Letak
lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan
kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya
bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada
pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior),
di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).
2.2 ETIOLOGI
Penyebab
adalah kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelainan letak paling sering terjadi
pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung
terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa
faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda,
polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis,uterus yang besar.
2.3 DIAGNOSIS
1.Inspeksi
1.Inspeksi
Perut
membuncit kesamping
2. Palpasi.
2. Palpasi.
a.
Fundus uteri lebih rendah dari
seharusnya tua kehamilan.
b.
Fundus uteri kosong dan bagian bawah
kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul.
c.
Kepala (ballotement) teraba di kanan
atau di kiri.
3.
Auskultasi
Denyut
jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
4.
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
a)
Teraba tulang iga, skapula, dan
kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri
lakukan dengan cara bersalaman.
b)
Teraba bahu dan ketiak yang bisa
menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke
kiri.
c)
Letak punggung ditentukan dengan
adanya skapula, letak dada dengan klavikula.
d)
Pemeriksaan dalam agak sukar
dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya
ketuban cepat pecah.
5.
Foto Rontgen
Tampak janin
dalam letak lintang.
2.4 MEKANISME PERSALINAN
Anak normal
yang cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin
hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur), sudah mati dan menjadi lembek
atau bila panggul luas.
Beberapa
cara janin lahir spontan
a. Evolutio spontanea
(1) Menurut
DENMAN
Setelah bahu
lahir kemudian diikuti bokong, perut, dada, dan akhirnya
kepala.
(2). Menurut
DOUGLAS
Bahu diikuti
oleh dada, perut, bokong dan akhirnya kepala.
b. Conduplicatio corpore
Kepala dan
perut berlipat bersama – sama lahir memasuki panggul. Kadang – kadang oleh
karena his, letak lintang berubah spontan mengambil bangun semula dari uterus
menjadi letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini jarang terjadi. Kalau
letak lintang dibiarkan, maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin
lama makin dalam sampai rongga panggul terisi sepenuhnya oleh badan janin.
Bagian korpus uteri mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut Letak Lintang
Kasep = Neglected Transverse Lie
Adanya letak
lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri mengancam; bila tangan
dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan
narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.
Bila tidak
cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri dan janin sebagian atau
seluruhnya masuk ke dalam rongga perut.
Pada letak
lintang biasanya :
1. Ketuban
cepat pecah
2. Pembukaan
lambat jalannya
3. Partus jadi
lebih lama
4. Tangan
menumbung (20-50%)
5. Tali pusat
menumbung (10%)
2.5 KOMPLIKASI
Letak
lintang merupakan keadaan malpresentasi yang paling berat dan dapat menimbulkan
berbagai komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi akan bertambah berat jika
kasus letak lintang telambat didiagnosa. Pada ibu, dapat terjadi dehidrasi,
pireksia, sepsis, perdarahan antepartum, perdarahan pos partum, ruptur uteri,
kerusakan organ abdominal hingga kematian ibu. Pada janin, dapat terjadi
prematuritas, bayi lahir dengan apgar skor yang rendah, prolapsus umbilikus,
maserasi, asfiksia hingga kematian janin .
2.6 PENATALAKSANAAN.
Apabila pada
pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan menjadi
presentasi kepala dengan versi luar. Sebelum melakukan versi luar harus
dilakukan pemeriksaan teliti ada atau tidaknya panggul sempit, tumor dalam
panggul, atau plasenta previa, sebab dapat membahayakan janin dan meskipun
versi luar berhasil, janin mungkin akan memutar kembali. Untuk mencegah janin
memutar kembali, ibu dianjurkan menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan
antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit
lebih dini pada permulaan persalinan, sehingga apabila terjadi perubahan letak,
segera dapat ditentukan prognosis dan penanganannya.
Pada
permulaan persalinan, masih dapat diusahakan mengubah letak lintang janin
menjadi presentasi kepala asalkan pembukaan masih kurang dari 4 cm dan ketuban
belum pecah.
Pada primigravida, jika versi luar tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Pada primigravida, jika versi luar tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1)
Bahu tidak dapat melakukan dilatasi
pada serviks dengan baik, sehingga pada primigravida kala I menjadi lama dan
pembukaan serviks sukar menjadi lengkap.
2)
Karena tidak ada bagian besar janin
yang menahan tekanan intra-uterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi
ketuban pecah sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan
terjadinya prolapsus funikuli
3)
Pada primigravida versi ekstraksi
sulit dilakukan.
Pertolongan
persalinan letak lintang pada multipara bergantung kepada beberapa faktor.
Apabila riwayat obstetri yang bersangkutan baik, tidak didapat kesempitan
panggul, dan janin tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai
pembukaan lengkap untuk melakukan versi ekstraksi. Selama menunggu harus
diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan melarang ibu meneran atau bangun.
Apabila
ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus
segera dilakukan seksio sesaria. Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus
funikuli, maka bergantung tekanan dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap
kemudian dilakukan versi ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan seksio
sesaria. Dalam hal ini, persalinan dapat diawasi untuk beberapa waktu guna
mengetahui apakah pembukaan terjadi dengan lancar atau tidak. Versi ekstraksi
dapat dilakukan pula pada kehamilan kembar, apabila setelah bayi pertama lahir,
ditemukan bayi kedua berada dalam letak lintang.
Pada letak lintang kasep, bagian janin
terendah tidak dapat didorong ke atas, dan tangan pemeriksa yang dimasukkan ke
dalam uterus tertekan antara tubuh janin dan dinding uterus. Demikian pula
ditemukan lingkaran Bandl yang tinggi. Berhubung adanya bahaya ruptur uteri,
letak lintang kasep merupakan kontraindikasi mutlak melakukan versi ekstraksi.
Bila janin masih hidup, hendaknya dilakukan seksio sesaria dengan segera
Versi dalam
merupakan alternatif lain pada kasus letak lintang. Versi dalam merupakan
metode dimana salah satu tangan penolong masuk melalui serviks yang telah
membuka dan menarik salah satu atau kedua tungkai janin ke arah bawah. Umumnya
versi dalam dilakukan pada kasus janin letak lintang yang telah meninggal di
dalam kandungan dengan pembukaan serviks lengkap. Namun, dalam keadaan
tertentu, misalnya pada daerah-daerah terpencil, jika dilakukan oleh penolong
yang kompeten dan berpengalaman, versi dalam dapat dilakukan untuk kasus janin
letak lintang yang masih hidup untuk mengurangi risiko kematian ibu akibat
ruptur uteri. Namun, pada kasus letak lintang dengan ruptur uteri mengancam,
korioamnionitis dan risiko perdarahan akibat manipulasi uterus, maka pilihan
utama tetaplah seksio sesaria.
2.7 PROGNOSIS
Meskipun letak lintang dapat diubah
menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan – kelainan yang menyebabkan letak
lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa
masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak
lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.
a)
Bagi ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptura
uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban
pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.
b)
Bagi janin
Angka kematian tinggi (25 – 49 %),
yang dapat disebabkan oleh :
1. Prolasus
funiculi
2. Trauma
partus
3. Hipoksia
karena kontraksi uterus terus menerus
4. Ketuban
pecah dini
BAB III
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELAINAN LETAK LINTANG
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELAINAN LETAK LINTANG
Proses
manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses merupakan
sebauah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindak
tindakan Dengan urutan yang logis dan menguntugkan baik bagi klien maupun bagi
tenaga kesehatan .
Proses ini menguraikan bagaimana prilaku yang di harap kan dari pemberi hasuhan.
Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai.Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikanPengertian yang menyatukan pengetahuan,hasil temuan ,dan penilaian yang terpisah-pisah. Menjadi suatu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien (Varney,1997).
Proses ini menguraikan bagaimana prilaku yang di harap kan dari pemberi hasuhan.
Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai.Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikanPengertian yang menyatukan pengetahuan,hasil temuan ,dan penilaian yang terpisah-pisah. Menjadi suatu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien (Varney,1997).
Proses
manajemen menurut Varney (1997) terdiri dari 7 langkah yang berurutan
dimanaSetaip langkah disempurnakan secara prodik .proses dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evakuasi .ketujuh langkah tersebut
membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasi kan dalam situasi
apapun.
Langkah-langkah
penerapan manajemen kebidanan dilakukan secara berkesinambungan,yaitu:
1.Mengumpulkan
data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien secara lengkap.
2.mengidentifikasi
masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar dari data tersebut.
3.Mengantisipasi
masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin terjadi karena masalah
atau diagnosa yang telah diidentifikasi.
4.Mengevaluasi
perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter.
5.Mengembangkan
rencana asuhan menyeluruh
6.Mengembangkan
reancana asuhan tersebutsecara efisien dan aman
7.Mengevaluasi
keefektifan dari asuhan yang diberikan.
Langkah-langkah
dalam penatalaksanaan pada dasarnya jelas, akan tetapi dalam pembahasan singkat
mengenai langkah-langkah tersebut mungkin akan lebih jelah proses pemikiran dan
proses klinis yang barorientasi pada langkah ini.Penulis membatasi hanya pada
kasus kehamilan dengan kelainan letak lintang.
Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
LANGKAH 1 : PENGKAJIAN
A.DATA SUBJEKTIF
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data mengelompokan data sehingga dapat diketahui masalah pada klien.pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Data – Data yang dikumpulkan meliputi :
Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
LANGKAH 1 : PENGKAJIAN
A.DATA SUBJEKTIF
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data mengelompokan data sehingga dapat diketahui masalah pada klien.pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Data – Data yang dikumpulkan meliputi :
a.
Biodata/ Identitas Klien dan suami
Yang perlu dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan,dan alamat.
Maksud pertanyaan : untuk mengenal dan membedakan klien yang satu dengan klien yang lainnya.
b. Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien datang ke BPS atau RS dan apa saja keluhan yang dirasan oleh klien
Kemungkinan yang ditemui : klien mengeluh perut sebelah kiri sering terasa nyeri seperti ada tekanan dari dalam, dan bila diraba sedikit menonjol, sedangkan perutnya sebelah kanan sering terasa ada gerakan janin (ditendang-tendang)
c. Riwayat perkawinan
Kemungkinan diketahui status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin bari hamil.
d.Riwayat menstruasi
Yang di tanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran persalinan,siklus,lama,banyaknya,bau,warna dan apakah nyeri waktu haid,serta kapan mendapatka haid pertama kalinya.
e. Riwayat obstetrik yang lalu
Yang perlu dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan,dan alamat.
Maksud pertanyaan : untuk mengenal dan membedakan klien yang satu dengan klien yang lainnya.
b. Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien datang ke BPS atau RS dan apa saja keluhan yang dirasan oleh klien
Kemungkinan yang ditemui : klien mengeluh perut sebelah kiri sering terasa nyeri seperti ada tekanan dari dalam, dan bila diraba sedikit menonjol, sedangkan perutnya sebelah kanan sering terasa ada gerakan janin (ditendang-tendang)
c. Riwayat perkawinan
Kemungkinan diketahui status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin bari hamil.
d.Riwayat menstruasi
Yang di tanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran persalinan,siklus,lama,banyaknya,bau,warna dan apakah nyeri waktu haid,serta kapan mendapatka haid pertama kalinya.
e. Riwayat obstetrik yang lalu
Kehamilan yang lalu : apakah klien pernah mengalami
kehamilan letak lintang pada kehamilan sebelumnya.
f. Riwayat kehamilan sekarang
f. Riwayat kehamilan sekarang
1.
Kemungkinan klien merasa mual,
muntah,perdarahan.
2.
Kemungkinan kapan merasakan gerakan
janin pertama kali.
3.
Kemungkinan apakah ada pemeriksaan
kehamilan pada. tenagkesehatan,mendapatkan imunisasi TT dan tablet Fe.
g. Riwayat
kesehatan
1)
Riwayat kesehatan yang lalu :
kemungkinan klien pernah menderita penyakit jantung,hipertensi,DM dan Mengalami
operasi dinding rahim.
2)
Riwayat kesehatan sekarang : kemungkinan
klien menderita penyakit jantung,hipertensi,DM.dan penyakit lainnya.
h. Riwayat
kesehatan keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita
penyakit keturunan ,penyakit
menular, riwayat kehamilan kembar atau riwayat
kehamilan letak lintang.
i. Riwayat
kontrasepsi .
Kemungkinan
klien pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak.
j. Riwayat
seksualitas
Apakah
aktivitasnya normal atau ada gangguan.
k. Riwayat
sosial,ekonomi,dan budaya.
Kemungikan
hubungan klien dengan suami,keluarga,dan masyarakat
baik,kemungkinan
ekonomi keluarga sedang,adanya kebudayaan klien yang
mempengaruhi
kehamilan dan persalinannya.
l. Riwayat
spiritual
Kemungkinan
klien melakukan ibadah agamanya dan kepercayaannya dengan
Baik.
m. Riwayat
psikologis
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang
baik terhadap kehamilan ini.kemungkinan klien dan suaminya mengharapkan dan
senang dengan kehamilan ini.atau kemungkuninan klien cemas dan gelisah dengan
kehamilannya.
n. Kebutuhandasar
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi,aktivitas sehari-hari,istirahat,personal hygiene,dan kebiasaan kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil.
n. Kebutuhandasar
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi,aktivitas sehari-hari,istirahat,personal hygiene,dan kebiasaan kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil.
B.DATA
OBJEKTIF
Adalah data
yang dikumpulkan melalui pemeriksaan umun dan khusus.
a. Pemeriksaan umum
Secara teoritis kemungkinan ditemukan gambaran keadaan umum klien baik,yang mencakup kesadaran,tekanan darah,nadi,pernafasan , suhu, tinggi badan, dan berat badan.
a. Pemeriksaan umum
Secara teoritis kemungkinan ditemukan gambaran keadaan umum klien baik,yang mencakup kesadaran,tekanan darah,nadi,pernafasan , suhu, tinggi badan, dan berat badan.
b.
Pemeriksaan khusus.
1.
INSPEKSI yaitu pemeriksaan pandang
mulai dari kepala sampai kaki.
Yang dinilai
adalah bentuk tubuh klien mulai dari kebersihan kulit, rambut, muka,
konjungtiva, sklera, stomatitis, karang gigi, leher apakah ada pembesaran
kelenjar tiroid dan limfe atau tidak, payudara apakah simetris kiri dan kanan,
keadaan puting susu apakah menonjol atau tidak,kolostrum sudah keluar atau
belum, pembesaran uterus sesuai dengan kehamilan atau tidak, apakah ada luka
bekas operasi, vulva apakah bersih atau tidak dan apakah ada varices atau
tidak,oedema pada vagina, apakah ada hemoroid pada anus, eksremitas atas dan
bawah apakah ada kelaianan dan apakah ada oedema dan varices.
2.
PALPASI yaitu dengan melakukan leopold, kemungkinan
ditemukan adalah :
1.
Leopold I
Kemungkinan tidak ada bagian yang teraba.
Kemungkinan tidak ada bagian yang teraba.
2.
Leopold II
Pada dinding perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin,pada perut ibu sebelah kanan teraba keras,bulat,kemungkinan kepala janin.
Pada dinding perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin,pada perut ibu sebelah kanan teraba keras,bulat,kemungkinan kepala janin.
3.
Leopold III
Kemungkinan Pada bagian terbawah perut ibu teraba kosong.
Kemungkinan Pada bagian terbawah perut ibu teraba kosong.
4.
Leopold IV
Tidak dapat di lakukan.
Tidak dapat di lakukan.
3.
Auskultasi
Periksa dengar dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung janin, frekuensi, teratur atau tidaknya dan mengetahui posisi punktum maksimum. DJJ (denyut jantung janin) paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat
Periksa dengar dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung janin, frekuensi, teratur atau tidaknya dan mengetahui posisi punktum maksimum. DJJ (denyut jantung janin) paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat
4.
Perkusi
Melakukan pemeriksaan ketuk pada reflek patela kiri dan kanan positif.
Melakukan pemeriksaan ketuk pada reflek patela kiri dan kanan positif.
5.
Pemeriksaan penunjang.
a.
Pemeriksaan darah rutin glukosa
darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan
analisa gas darah.
b.
USG
Mengetahui kemungkinan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan hidramnion dan derajat kematangan plasenta.
Mengetahui kemungkinan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan hidramnion dan derajat kematangan plasenta.
LANGKAH II
INTERPRESTASI
DATA DASAR
Pada langkah
ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah
dikumpulkan.data-data yang dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan
masalah atau diagnosa yang spesifik.Kata masalah dan diagnosa keduaanya di
dugunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa
tapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan
terhadap klien.Masakah ini sering menyertai diagnosa.
Diagnosa
yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan,yaitu :
1.
Diakui dan telah di syah kan oleh
profesi
2.
Berhubungan langsung dengan preaktek
kebidanan.
3.
Memiliki ciri kebidanan.
4.
Dapat diselesaikan dengan pendekatan
manajemen kebidanan.
5.
Didukung oleh clinical judgement
dalam lingkup praktek kebidanan.
Berdasarkan
kasus ini,maka kemunkinan interpretasi data yang timbul adalah:
A.
DIAGNOSA KEBIDANAN
Ibu G...P...A...H...,Gravid 30-32 minggu,janin
hidup,tunggal, intrauterin,letak lintang,jalan lahir normal,KU Ibu
baik,KU janin baik.
Dasar :
1. HPHT,riwayat
kehamilan dan persalinan yang lalu.
2.
Palpasi: pemeriksaan Leopold di
bagian bawah tidak ada bagian yang teraba,dan pada bagian fundus juga tidak ada
bagian yang teraba,abdomen membuncit ke samping.
3.
Auskultasi: DJJ (denyut jantung
janin) paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
4.
Pemeriksaan foto rontgen, USG, dan
Foto Sinar -X : bayangan kepala berada pada bagian kanan / kiri abdomen ibu.
B. MASALAH
Kemungkinan
masalah yang timbul adalah kecemasan dan Kurang pengetahuan tentang efek
pembedahan dan perawatan selanjutnya berhubungan dengan salah dalam menafsirkan
imformasi dan sumber imformasi yang kurang benar.
Dasar : Kehamilan dengan kelainan letak lintang.
Dasar : Kehamilan dengan kelainan letak lintang.
C. KEBUTUHAN
1.
Dukungan Psikology
Dasar : Kehamilan yang memiliki kelainan letak lintang
Dasar : Kehamilan yang memiliki kelainan letak lintang
2.
Kebersihan vulva,terutama dalam
proses persalinan
Dasar :Pencegahan infeksi,dan rasa nyaman
Dasar :Pencegahan infeksi,dan rasa nyaman
3.
Hidrasi
Dasar : Pemenuhan kebutuhan cairan ibu
Dasar : Pemenuhan kebutuhan cairan ibu
4.
Rasa nyaman
Dasar : ibu dalam proses kehamilan
Dasar : ibu dalam proses kehamilan
LANGKAH III : DIAGNOSA
POTENSIAL /MASALAH POTENSIAL
Masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi
dapat mengganggu keselamatan hidup klien, maka masalah potensial harus
diantisipasi, dicegah, diawasi dan dipersiapkan tindakan untuk mengatasi.
Pada ibu,
dapat terjadi dehidrasi, pireksia, sepsis, perdarahan antepartum, perdarahan
pos partum, ruptur uteri, kerusakan organ abdominal hingga kematian ibu.
Pada janin,
dapat terjadi prematuritas, bayi lahir dengan apgar skor yang rendah, prolapsus
umbilikus, maserasi, asfiksia hingga kematian janin .
LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA
Tindakan
segera pada ibu hamil dengan kelainan letak lintang adalah Kolaborasi dengan
Dr.Obgyn atau merujuk.
LANGKAH V : MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Suatu
rencana asuahan harus disetujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien
agar perencanaan dapat dilakukan dengan efektif.semua kepurusan harus bersifat
rasional dan valid berdasarka teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang
akan dan tidak dilakukan.
Perencanan
tindakan yang mungkin dilakukan pada ibu hamil dengan kelainan letak lintang antara
lain :
1.
Jelaskan kepada ibu tentang posisi janin
ibu yang kemungkinan nya janin ibu letak nya melintang berdasarkan pemeriksaan
yang di lakukan.
2.
Berikan contoh dan anjurkan ibu
untuk melakukan kneechest atau posisi lutut dada ,setiap hari minimal
2kali sehari selama ±5menit ,untuk mengembalikan posisi bayi nya menjadi
persentasi kepala.
3.
Jelaskan kepada ibu tentang
komplikasi bagi ibu dan janin yang bisa di timbulkan dari
kelainan letak lintang dan akan ber hati-hati.
4.
Anjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan USG (pada dokter ahli kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan)
untuk memastikan letak janin dan mengetahui penyebab dari letak lintang.
5.
Rujuk ibu ke dr.obgyn untuk
penanganan selanjut nya.
6.
Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2
minggu lagi atau jika ada keluhan.
LANGKAH VI :MELAKSANAKAN PERENCANAAN
Menjelaskan kepada ibu tentang posisi janin ibu yang kemungkinan nya janin ibu letak nya melintang berdasarkan pemeriksaan yang di lakukan :
Menjelaskan kepada ibu tentang posisi janin ibu yang kemungkinan nya janin ibu letak nya melintang berdasarkan pemeriksaan yang di lakukan :
1. Memberikan
contoh dan menganjurkan ibu untuk melakukan kneechest atau posisi lutut
dada ,setiap hari minimal 2kali sehari selama ±5menit ,untuk mengembalikan
posisi bayi nya menjadi persentasi kepala.
2.
Menjelaskan kepada ibu tentang
komplikasi bagi ibu dan janin yang bisa di timbulkan dari
kelainan letak lintang dan akan ber hati-hati.
3.
Menganjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan USG (pada dokter ahli kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan)
untuk memastikan letak janin dan mengetahui penyebab dari letak lintang.
4.
Merujuk ibu ke dr.obgyn untuk
penanganan selanjut nya.
5. Anjurkan ibu
untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan.
LANGKAH VII :EVALUASI
Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan dengan kehamilan letak lintang.Asuhan manajenen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu di evaluasi setiap tindakan yang telah di berikan agar lebih efektif.
Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan dengan kehamilan letak lintang.Asuhan manajenen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu di evaluasi setiap tindakan yang telah di berikan agar lebih efektif.
Kemungkinanhasil evaluasi yang di
temukan:
1. Tercapai seluruh
perencanaan tindakan
2. Tercapai
sebagian dari perencanaan tindakan sehingga di butuhkan revisi
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Letak
lintang adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara
tegak lurus atau mendekati 90 °.biasanya yang paling rendah adalah bahu,maka
dalam hal ini disebut shoulder presentation.
Penyebab adalah kelemahan otot uterus dan
abdomen. Kelainan letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande
multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta
previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang mendukung terjadinya letak
lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus,
pengkerutan pelvis,uterus yang besar.
Apabila pada
pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan menjadi
presentasi kepala dengan versi luar.
Pada
permulaan persalinan, masih dapat diusahakan mengubah letak lintang janin
menjadi presentasi kepala asalkan pembukaan masih kurang dari 4 cm dan ketuban
belum pecah. Pada primigravida, jika versi luar tidak berhasil sebaiknya segera
dilakukan seksio sesaria
4.2 SARAN
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan
diharapkan bias menjadi acuan atau pedoman dalam membuat ASKEB dengan kelainan
letak sungsang atau lintang
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
banyak kekurangan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Wiknjosastro, H. (Ed.). 2007. Ilmu
Kebidanan (kesembilan ed.). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sukrisno Adi,Dr. 2010. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan.Jakarta: Trans Info Media.
Achmad Fadlun,2012.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta: Salemba Medika.
Sukrisno Adi,Dr. 2010. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan.Jakarta: Trans Info Media.
Achmad Fadlun,2012.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta: Salemba Medika.
Hakimi Muhammad,2010.Ilmu kebidanan
patologi dan fisiologi persalinan,Yogyakarta :Yayasan Esentika Medica.
Mochtar, Rustam.2011.Obstetri
Fisiologi dan Obtetri Patologi.Jakarta :EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar