Senin, 25 Mei 2015

MAKALAH KELAINAN LETAK LINTANG ASUHAN KEBIDANAN IV



KELAINAN LETAK LINTANG
ASUHAN KEBIDANAN IV
DI SUSUN
O
L
L
E
H
HENDRIYANI
NIM 13211350
TINGKAT II A
DOSEN PEMBIMBING:
DEVI SYARIEF ,S.SiT, M.Keb


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
PRODI D III KEBIDANAN
PADANG 2015
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas rahmat dan karunianya kita dapat mengenal ilmu, pengetahuan, tidak lupa kita haturkan shalawat beserta salam atas junjungan alam Nabi besar kita yaitu nabi Muhammad saw. Dan kami mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen yang telah mengajari kami ilmu yang sangat banyak, berkat ilmu itu juga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Kelainan Letak Lintang” ini dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Asuhan Kebidanan IV ,dimna sumber materi diambil dari buku-buku yang relevan guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan disampaikan.
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari  masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.


                                                                                    Padang, Mei 2015

                                                                                                penulis





DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
 TINJAUAN TEORI
Defenisi..........................................................................................
Etiologi..........................................................................................
Diagnosis........................................................................................
Proses Persalinan..........................................................................
Komplikasi....................................................................................
Penatalaksanaan............................................................................
Prognosis.......................................................................................
BAB III
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN
Pengkajian……………………………………………………….
Interpretasi data dasar……………………………………………
Diagnosa potensial……………………………………………….
Tindakan segera………………………………………………….
Perencanaan………………………………………………………
Pelaksanaan ………………………………………………………
Evaluasi…………………………………………………………...
BAB IV
PENUTUP
            KESIMPULAN
            SARAN

DAFTAR PUSTAKA
 
 

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Letak sungsang merupakan keadaan dimana bokong janin atau kaki berada di bagian bawah kavum uteri (rongga rahim). Kelainan letak pada janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia). Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan kelainan tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.
Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi karena penegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda dengan menggunakan ultrasonografi. Pemeriksaan USG juga bermanfaat dalam menegakkan adanya plasenta previa.
Dengan ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor – faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang di samping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.
1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi kelaianan Letak lintang
2.      Apa Etiologi kelainan letak lintang
3.      Bagaimana Diagnosis kelaianan letak lintang
4.      Bagaimanan Mekanisme Persalinan letak lintang
5.      Apa saja Komplikasi pada letak lintang
6.      Bagaimana Penatalaksanaan kelainan letak lintang
7.      Bagaimana Prognosis kelainan letak lintang

1.3  TUJUAN
1.      Mengetahui Definisi kelainan letak lintang
2.      Mengetahui Etiologi kelainan letak lintang
3.      Mengetahui bagaimanan Diagnosis kelaianan letak lintang
4.      Mengetahui Mekanisme Persalinan letak lintang
5.      Mengetahui Komplikasi pada letak lintang
6.      Mengetahui Penatalaksanaan kelainan letak lintang
8.      Mengetahui Prognosis kelainan letak lintang

















BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI
Letak lintang adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90 °.biasanya yang paling rendah adalah bahu,maka dalam hal ini disebut shoulder presentation.
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).
 
2.2 ETIOLOGI
Penyebab adalah kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelainan letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis,uterus yang besar.

2.3 DIAGNOSIS
1.Inspeksi
Perut membuncit kesamping
2. Palpasi.
a.       Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan.
b.      Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul.
c.       Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri.

3.      Auskultasi
Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
4.      Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
a)      Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman.
b)      Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.
c)      Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan klavikula.
d)     Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.
5.      Foto Rontgen
Tampak janin dalam letak lintang.

2.4  MEKANISME PERSALINAN
Anak normal yang cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur), sudah mati dan menjadi lembek atau bila panggul luas.
Beberapa cara janin lahir spontan
a. Evolutio spontanea
(1) Menurut DENMAN
Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong, perut, dada, dan akhirnya
kepala.
(2). Menurut DOUGLAS
Bahu diikuti oleh dada, perut, bokong dan akhirnya kepala.
     b. Conduplicatio corpore
Kepala dan perut berlipat bersama – sama lahir memasuki panggul. Kadang – kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan mengambil bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini jarang terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan, maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin lama makin dalam sampai rongga panggul terisi sepenuhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut Letak Lintang Kasep = Neglected Transverse Lie
Adanya letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri mengancam; bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.
Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri dan janin sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam rongga perut.
Pada letak lintang biasanya :
1.      Ketuban cepat pecah
2.      Pembukaan lambat jalannya
3.      Partus jadi lebih lama
4.      Tangan menumbung (20-50%)
5.      Tali pusat menumbung (10%)

2.5  KOMPLIKASI
Letak lintang merupakan keadaan malpresentasi yang paling berat dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi akan bertambah berat jika kasus letak lintang telambat didiagnosa. Pada ibu, dapat terjadi dehidrasi, pireksia, sepsis, perdarahan antepartum, perdarahan pos partum, ruptur uteri, kerusakan organ abdominal hingga kematian ibu. Pada janin, dapat terjadi prematuritas, bayi lahir dengan apgar skor yang rendah, prolapsus umbilikus, maserasi, asfiksia hingga kematian janin .


 2.6  PENATALAKSANAAN.
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan pemeriksaan teliti ada atau tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul, atau plasenta previa, sebab dapat membahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan memutar kembali. Untuk mencegah janin memutar kembali, ibu dianjurkan menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih dini pada permulaan persalinan, sehingga apabila terjadi perubahan letak, segera dapat ditentukan prognosis dan penanganannya.
Pada permulaan persalinan, masih dapat diusahakan mengubah letak lintang janin menjadi presentasi kepala asalkan pembukaan masih kurang dari 4 cm dan ketuban belum pecah.
Pada primigravida, jika versi luar tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1)      Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga pada primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap.
2)      Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra-uterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi ketuban pecah sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli
3)      Pada primigravida versi ekstraksi sulit dilakukan.
Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetri yang bersangkutan baik, tidak didapat kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk melakukan versi ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan melarang ibu meneran atau bangun.
Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan seksio sesaria. Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung tekanan dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan seksio sesaria. Dalam hal ini, persalinan dapat diawasi untuk beberapa waktu guna mengetahui apakah pembukaan terjadi dengan lancar atau tidak. Versi ekstraksi dapat dilakukan pula pada kehamilan kembar, apabila setelah bayi pertama lahir, ditemukan bayi kedua berada dalam letak lintang.
 Pada letak lintang kasep, bagian janin terendah tidak dapat didorong ke atas, dan tangan pemeriksa yang dimasukkan ke dalam uterus tertekan antara tubuh janin dan dinding uterus. Demikian pula ditemukan lingkaran Bandl yang tinggi. Berhubung adanya bahaya ruptur uteri, letak lintang kasep merupakan kontraindikasi mutlak melakukan versi ekstraksi. Bila janin masih hidup, hendaknya dilakukan seksio sesaria dengan segera
Versi dalam merupakan alternatif lain pada kasus letak lintang. Versi dalam merupakan metode dimana salah satu tangan penolong masuk melalui serviks yang telah membuka dan menarik salah satu atau kedua tungkai janin ke arah bawah. Umumnya versi dalam dilakukan pada kasus janin letak lintang yang telah meninggal di dalam kandungan dengan pembukaan serviks lengkap. Namun, dalam keadaan tertentu, misalnya pada daerah-daerah terpencil, jika dilakukan oleh penolong yang kompeten dan berpengalaman, versi dalam dapat dilakukan untuk kasus janin letak lintang yang masih hidup untuk mengurangi risiko kematian ibu akibat ruptur uteri. Namun, pada kasus letak lintang dengan ruptur uteri mengancam, korioamnionitis dan risiko perdarahan akibat manipulasi uterus, maka pilihan utama tetaplah seksio sesaria.
2.7  PROGNOSIS
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan – kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.
a)      Bagi ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.
b)      Bagi janin
Angka kematian tinggi (25 – 49 %), yang dapat disebabkan oleh :
1.      Prolasus funiculi
2.      Trauma partus
3.      Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
4.      Ketuban pecah dini







BAB III
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELAINAN LETAK LINTANG
Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses merupakan sebauah metode  dengan pengorganisasian  pemikiran dan tindak tindakan Dengan urutan yang logis dan menguntugkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan .
Proses ini menguraikan bagaimana prilaku yang di harap kan dari pemberi hasuhan.
Proses manajemen ini bukan hanya terdiri  dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap langkah agar  pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai.Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikanPengertian yang menyatukan pengetahuan,hasil temuan ,dan penilaian yang terpisah-pisah. Menjadi suatu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien (Varney,1997).
Proses manajemen menurut Varney (1997) terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimanaSetaip langkah disempurnakan secara prodik .proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evakuasi .ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasi kan dalam situasi apapun.
Langkah-langkah  penerapan manajemen kebidanan dilakukan secara berkesinambungan,yaitu:
1.Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien secara lengkap.
2.mengidentifikasi masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar dari data tersebut.
3.Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin terjadi karena masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi.
4.Mengevaluasi perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter.
5.Mengembangkan rencana asuhan menyeluruh
6.Mengembangkan reancana asuhan tersebutsecara efisien dan aman
7.Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan.

Langkah-langkah dalam penatalaksanaan pada dasarnya jelas, akan tetapi dalam pembahasan singkat mengenai langkah-langkah tersebut mungkin akan lebih jelah proses pemikiran dan proses klinis yang barorientasi pada langkah ini.Penulis membatasi hanya pada kasus kehamilan dengan kelainan letak lintang.
 
Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
 
LANGKAH 1 : PENGKAJIAN
      A.DATA SUBJEKTIF
           Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data mengelompokan data sehingga dapat diketahui masalah pada klien.pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
 
      Data – Data yang dikumpulkan meliputi :
a.       Biodata/ Identitas Klien dan suami
Yang perlu dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan,dan alamat.
Maksud pertanyaan :  untuk mengenal dan membedakan klien yang satu dengan klien yang lainnya.
 
b. Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien datang ke BPS atau RS dan apa saja keluhan yang dirasan oleh klien
Kemungkinan yang ditemui :  klien mengeluh perut sebelah kiri sering terasa nyeri seperti ada tekanan dari dalam, dan bila diraba sedikit menonjol, sedangkan perutnya sebelah kanan sering terasa ada gerakan janin (ditendang-tendang)
 
c. Riwayat perkawinan
Kemungkinan diketahui status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin bari hamil.
 
d.Riwayat menstruasi
Yang di tanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran persalinan,siklus,lama,banyaknya,bau,warna dan apakah nyeri waktu haid,serta kapan mendapatka haid pertama kalinya.
 
e. Riwayat obstetrik yang lalu
Kehamilan yang lalu : apakah klien pernah mengalami kehamilan letak lintang     pada kehamilan sebelumnya.
 
f. Riwayat kehamilan sekarang
1.      Kemungkinan klien merasa mual, muntah,perdarahan.
2.      Kemungkinan kapan merasakan gerakan janin pertama kali.
3.      Kemungkinan apakah ada pemeriksaan kehamilan pada. tenagkesehatan,mendapatkan imunisasi TT dan tablet Fe.
g. Riwayat kesehatan
1)      Riwayat kesehatan yang lalu : kemungkinan klien pernah menderita penyakit jantung,hipertensi,DM dan Mengalami operasi dinding rahim.
2)    Riwayat kesehatan sekarang : kemungkinan klien menderita penyakit jantung,hipertensi,DM.dan penyakit lainnya.
h. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan ,penyakit
menular, riwayat kehamilan kembar atau riwayat kehamilan letak lintang.
i. Riwayat kontrasepsi .
Kemungkinan klien pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak.
j. Riwayat seksualitas
Apakah aktivitasnya normal atau ada gangguan.
k. Riwayat sosial,ekonomi,dan budaya.
Kemungikan hubungan klien dengan suami,keluarga,dan masyarakat
baik,kemungkinan ekonomi keluarga sedang,adanya kebudayaan klien yang
mempengaruhi kehamilan dan persalinannya.
l. Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agamanya dan kepercayaannya dengan
Baik.
m. Riwayat psikologis
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan ini.kemungkinan klien dan suaminya mengharapkan dan senang dengan kehamilan ini.atau kemungkuninan klien cemas dan gelisah dengan kehamilannya.
n. Kebutuhandasar
        Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi,aktivitas sehari-hari,istirahat,personal hygiene,dan kebiasaan kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil.
B.DATA OBJEKTIF
Adalah data yang dikumpulkan melalui pemeriksaan umun dan  khusus.
a.       Pemeriksaan umum
Secara teoritis kemungkinan ditemukan gambaran keadaan umum klien baik,yang mencakup kesadaran,tekanan darah,nadi,pernafasan , suhu, tinggi badan, dan berat badan.
b.           Pemeriksaan khusus.
1.      INSPEKSI yaitu pemeriksaan pandang mulai dari kepala sampai kaki.
Yang dinilai adalah bentuk tubuh klien mulai dari kebersihan kulit, rambut, muka, konjungtiva, sklera, stomatitis, karang gigi, leher apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe atau tidak, payudara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan puting susu apakah menonjol atau tidak,kolostrum sudah keluar atau belum, pembesaran uterus sesuai dengan kehamilan atau tidak, apakah ada luka bekas operasi, vulva apakah bersih atau tidak dan apakah ada varices atau tidak,oedema pada vagina, apakah ada hemoroid pada anus, eksremitas atas dan bawah apakah ada kelaianan dan apakah ada oedema dan varices.


2.      PALPASI  yaitu dengan melakukan leopold, kemungkinan ditemukan adalah :
1.      Leopold I
Kemungkinan tidak ada bagian yang teraba.
2.      Leopold II
Pada dinding perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin,pada perut ibu sebelah kanan teraba  keras,bulat,kemungkinan kepala janin.
3.      Leopold III
Kemungkinan Pada bagian terbawah perut ibu teraba kosong.
4.      Leopold IV
 Tidak dapat di lakukan.
3.      Auskultasi
            Periksa dengar dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung janin, frekuensi, teratur atau tidaknya dan mengetahui posisi punktum maksimum. DJJ (denyut jantung janin) paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat
4.      Perkusi
Melakukan pemeriksaan ketuk pada reflek patela kiri dan kanan positif.
5.      Pemeriksaan penunjang.
a.       Pemeriksaan darah rutin glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
b.      USG
Mengetahui kemungkinan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan hidramnion dan derajat kematangan plasenta.
LANGKAH II
INTERPRESTASI DATA DASAR
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan.data-data yang dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.Kata masalah dan diagnosa keduaanya di dugunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.Masakah ini sering menyertai diagnosa.
Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan,yaitu :
1.      Diakui dan telah di syah kan oleh profesi
2.      Berhubungan langsung dengan preaktek kebidanan.
3.      Memiliki ciri  kebidanan.
4.      Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
5.      Didukung oleh clinical judgement dalam lingkup praktek kebidanan.
Berdasarkan kasus ini,maka kemunkinan interpretasi data yang timbul adalah:
A.    DIAGNOSA KEBIDANAN
Ibu G...P...A...H...,Gravid 30-32 minggu,janin hidup,tunggal,  intrauterin,letak lintang,jalan lahir normal,KU Ibu baik,KU janin baik.
Dasar :
1.      HPHT,riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu.
2.      Palpasi: pemeriksaan Leopold di bagian bawah tidak ada bagian yang teraba,dan pada bagian fundus juga tidak ada bagian yang teraba,abdomen membuncit ke samping.
3.      Auskultasi: DJJ (denyut jantung janin) paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
4.      Pemeriksaan foto rontgen, USG, dan Foto Sinar -X : bayangan kepala berada pada bagian kanan / kiri abdomen ibu.
 
B. MASALAH 
Kemungkinan masalah yang timbul adalah kecemasan dan Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan dan perawatan selanjutnya berhubungan dengan salah dalam menafsirkan imformasi dan sumber imformasi yang kurang benar.
 
Dasar : Kehamilan dengan kelainan letak lintang.
 

C.    KEBUTUHAN
1.      Dukungan Psikology
 Dasar : Kehamilan yang memiliki kelainan letak lintang
2.      Kebersihan vulva,terutama dalam proses persalinan
 Dasar :Pencegahan infeksi,dan rasa nyaman
3.      Hidrasi
 Dasar : Pemenuhan kebutuhan cairan ibu
4.      Rasa nyaman
 Dasar : ibu dalam proses kehamilan
LANGKAH III : DIAGNOSA POTENSIAL /MASALAH POTENSIAL
Masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi dapat mengganggu keselamatan hidup klien, maka masalah potensial harus diantisipasi, dicegah, diawasi dan dipersiapkan tindakan untuk mengatasi.
Pada ibu, dapat terjadi dehidrasi, pireksia, sepsis, perdarahan antepartum, perdarahan pos partum, ruptur uteri, kerusakan organ abdominal hingga kematian ibu.
Pada janin, dapat terjadi prematuritas, bayi lahir dengan apgar skor yang rendah, prolapsus umbilikus, maserasi, asfiksia hingga kematian janin .

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA
Tindakan segera pada ibu hamil dengan kelainan letak lintang adalah Kolaborasi dengan Dr.Obgyn atau merujuk.

LANGKAH V  : MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Suatu rencana asuahan harus disetujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar perencanaan dapat dilakukan dengan efektif.semua kepurusan harus bersifat rasional dan valid berdasarka teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.

Perencanan tindakan yang mungkin dilakukan pada ibu hamil dengan kelainan letak lintang antara lain :
1.      Jelaskan kepada ibu tentang posisi janin ibu yang kemungkinan nya janin ibu letak nya melintang  berdasarkan pemeriksaan yang di lakukan.
2.      Berikan contoh dan anjurkan ibu untuk melakukan kneechest  atau posisi lutut dada ,setiap hari minimal 2kali sehari selama ±5menit ,untuk mengembalikan posisi bayi nya menjadi persentasi kepala.
3.      Jelaskan kepada ibu tentang komplikasi  bagi  ibu dan  janin yang bisa di timbulkan dari kelainan letak lintang  dan akan ber hati-hati.
4.      Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG (pada dokter ahli kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan) untuk memastikan letak janin dan mengetahui  penyebab dari letak lintang.
5.      Rujuk ibu ke dr.obgyn untuk penanganan selanjut nya.
6.      Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada    keluhan.
LANGKAH VI :MELAKSANAKAN PERENCANAAN
            Menjelaskan kepada ibu tentang posisi janin ibu yang kemungkinan nya janin ibu letak nya melintang  berdasarkan pemeriksaan yang di lakukan :
1.      Memberikan contoh dan menganjurkan ibu untuk melakukan kneechest  atau posisi lutut dada ,setiap hari minimal 2kali sehari selama ±5menit ,untuk mengembalikan posisi bayi nya menjadi persentasi kepala.
2.      Menjelaskan kepada ibu tentang komplikasi  bagi  ibu dan  janin yang bisa di timbulkan dari kelainan letak lintang  dan akan ber hati-hati.
3.      Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG (pada dokter ahli kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan) untuk memastikan letak janin dan mengetahui  penyebab dari letak lintang.
4.      Merujuk ibu ke dr.obgyn untuk penanganan selanjut nya.
5.      Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan.



LANGKAH VII :EVALUASI
            Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan dengan kehamilan letak lintang.Asuhan manajenen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu di evaluasi setiap tindakan yang telah di berikan agar lebih efektif.
Kemungkinanhasil evaluasi yang di temukan:
1.      Tercapai seluruh perencanaan tindakan
2.      Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga di butuhkan revisi
 
 





BAB IV
PENUTUP
4.1  KESIMPULAN
Letak lintang adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90 °.biasanya yang paling rendah adalah bahu,maka dalam hal ini disebut shoulder presentation.
 Penyebab adalah kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelainan letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis,uterus yang besar.
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan menjadi presentasi kepala dengan versi luar.
Pada permulaan persalinan, masih dapat diusahakan mengubah letak lintang janin menjadi presentasi kepala asalkan pembukaan masih kurang dari 4 cm dan ketuban belum pecah. Pada primigravida, jika versi luar tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria
4.2  SARAN
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan bias menjadi acuan atau pedoman dalam membuat ASKEB dengan kelainan letak sungsang atau lintang
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, H. (Ed.). 2007. Ilmu Kebidanan (kesembilan ed.). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sukrisno Adi,Dr. 2010. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan.Jakarta: Trans Info Media.
Achmad Fadlun,2012.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta: Salemba  Medika.
Hakimi Muhammad,2010.Ilmu kebidanan patologi dan fisiologi persalinan,Yogyakarta :Yayasan Esentika Medica.
Mochtar, Rustam.2011.Obstetri Fisiologi dan Obtetri Patologi.Jakarta :EGC.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar